Jejak Kyai Kampung KH Suwandi, Perintis Sekaligus Guru Ngaji TPQ Al-Huda Desa Masaran

Oleh : Ilham Yahya Romandoni

(UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung)

KH Suwandi bin kurmen merupakan ulama kampung Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek yang sangat besar jasanya  dalam perkembangan Agama Islam di desa Masaran dan sekitarnya. Ulama kelahiran Trenggalek Munjungan Desa Masaran tepatnya tanggal 06  Juli 1947, lulusan D3 Pendidikan Agama Islam. Beliau adalah putra ke dua dari mbah kurmen. KH Suwandi seorang guru ngaji yang merangkap sebagai kepala sekolah MI Masaran 1 pada zaman dahulu yang sangat kondang diwilayah Kecamatan Munjungan dan sekitarnya.

Pengabdi dalam syiar Agama Islam di desa Masaran pada tahun 1990 sesudah mempersunting Hj Salamah putri ketiga Muhammad Karjo seorang pendiri masjid Al-Huda. Desa Masaran. Beliau adalah sosok pribadi yang kaya akan Ilmu Agama, akhlaknya tinggi, sabar, rendah hati, sedikit berbicara dan sangat tekun dalam mengajarkan Agama Islam baik kepada anak-anak di TPQ Al-Huda maupun kepada orang tua.

Beliau mengawali perintisan TPQ Al-Huda dan Menjadi guru ngaji di TPQ Al-Huda Mulai tahun 1990. Berdirinya TPQ Al-Huda mulai tanggal 20 Mei 1990. Sejarah berdinya TPQ Al-Huda yaitu berawal dari pengumpulan ulama’ dan masyarakat sekitar. Motivasi berdirinya TPQ Al-Huda yaitu kebutuhan masyarakat akan Ilmu Agama Islam yang semakin banyak di desa Masaran, sedangkan ilmu agama di desa Masaran masih belum tersebar secara luas ke berbagai dusun sehingga pada tahun 1990 KH Suwandi dan teman-temannya mendirikan TPQ Al-Huda, guna untuk penyebaran agama Islam yang lebih luas lagi di desa Masaran dan kebutuhan akan perbaikan Akhlak anak-anak dan masyarakat di desa Masaran. Kepala TPQ Al-Huda sekarang yaitu bapak Hasyim anak dari KH Asngari. Jumlah ustadz dan ustadzah di TPQ Al-Huda sekarang yaitu sebanyak 15 orang, jumlah seluruh santri TPQ Al-Huda sekarang yaitu 78 santri.

KH Suwandi Berprofesi sebagai kepala sekolah MI Masaran 1 pada zaman dahulu yang sekarang beliau sudah pensiun, tidak menghalangi kiprahnya dalam berdakwah di masyarakat dan memberikan pembelajaran Al-Qur’an untuk anak-anak di TPQ Al-Huda. Pada saat memberikan pembelajaran Al-Qur’an untuk para santri KH Suwandi menyuruh para santrinya untuk membaca doa terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran Al-Qur,an, begitupun sebaliknya apabila sesudah memberikan pembelajaran Al-Qur’an seorang santri juga harus membaca doa penutup pembelajaran Al-Qur’an. Selain itu, seorang santri di ajarkan apabila bertemu dengan ustadz/ustadzah, guru, orang tua, dan temannya di jalan untuk memberikan salam.

Tidak hanya  mengajarkan kitab Al-Qur’an, KH Suwandi juga mengajarkan Ilmu Tajwid yang digunakan sebagai Ilmu dalam membaca kitab Al-Qur’an yang baik dan benar. Ilmu Tajwid yang biasanya diajarkan di pondok pesantren diajarkan kepada anak-anak seperti Idhar, Idghom Bighunnah, Idghom Bilaghunnah, Ikfa’, Iklab, Mad, dll, agar anak-anak di desa Masaran dapat membaca kitab Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan Ilmu Tajwid, menguasai Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu KH Suwandi memberikan pembinaan akhlak kepada para santri di TPQ Al-Huda yaitu dengan cara mengajarkan bagaimana etika berbicara yang baik, sopan dan santun kepada semua orang.

Kegiatan yang dilakukan di TPQ Al-Huda yaitu belajar mengenai Ilmu Al-Qur’an, Ilmu Tajwid, Ilmu Akhlak, Ilmu Fiqh, Ilmu Nahwu, dan juga kegiatan mengenai praktek sholat dan adzan, santri rajin dalam mengikuti kegiatan tersebut. Faktor pendukung TPQ Al-Huda yaitu berasal dari masyarakat sekitar dan dari pemerintah, sedangkan faktor kendala TPQ Al-Huda sekarang ini yaitu kegiatan mengaji di TPQ Al-Huda harus dijalankan dengan protokol kesehatan, selain itu juga santri sulit untuk di ajak mengaji dan di ajarkan mengenai ilmu-ilmu agama, karena di era industri 4.0 sekarang ini mengaji kalah dengan teknologi (Gadget), sehingga perlu adanya dukungan dari wali santri, agar mereka mau untuk mengaji dan belajar mengenai ilmu-ilmu agama, karena pada realita yang ada wali santri sangat mendukung kegiatan yang dilaksanakan di TPQ Al-Huda.

Berkat kesabaran, ketekunan, dan keuletan KH Suwandi berhasil mencetak generasi baru Agama Islam yang lahir dari tangan dinginnya menjadi manusia yang berilmu dan beramal sholeh membuat perkembangan Agama Islam di desa Masaran menjadi lebih baik.

Mbah Wandi, begitu panggilan akrab masyarakat desa Masaran kepadanya, beliau juga merintis pengajian khusus untuk kaum laki-laki atau bapak-bapak setiap hari sabtu malam, sehabis sholat Isya’. Pengajian Rutin Sabtu malam dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada bapak-bapak yang ingin memperdalam mengenai ilmu agama Islam karena urusan pekerjaan yang sangat sulit untuk menyempatkan waktunya menambah ilmu.

            Dengan ikhtiar pengadaan pengajian rutin setiap hari sabtu malam mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat desa Masaran, mereka berdatangan ke masjid Al-Huda yang merupakan masjid yang dibangun oleh mbah Muhammad Karjo, selain itu dengan pengadaan pengajian tersebut mendapatkan apresiasi dari bapak Lurah desa Masaran yaitu bapak Supandi, dan beliau juga mengikuti kegiatan pengajian rutin setiap hari sabtu malam di masjid Al-Huda tersebut. Dalam kegiatan pengajian rutin setiap hari sabtu malam sesudah sholat Isya’ KH Suwandi menjadi pengisi pengajian rutin tersebut sampai dengan sekarang.

            Begitulah sedikit kisah perjuangan KH Suwandi, Ulama Kampung Desa Masaran yang sangat besar jasanya dalam pendirian TPQ Al-Huda dan Syiar Agama Islam dengan segala kendala dalam perjalanannya. Oleh karena itu, sebagai generasi muda harus melanjutkan perjalanannya dalam mensyiarkan Agama Islam.

Posting Komentar

0 Komentar