Identitas Jurnal
Judul Artikel | ”Eksistensi Guru Dalam Penanaman Nilai Pendidikan Islam Multikultural Di Era Milenial” |
Jurnal | At-Ta’lim |
Volume & Halaman | Volume. 17, No. 2, Halaman 171-180 |
Tahun | 2018 |
Penulis | Ali Akbarjono |
Reviewer | Ilham Yahya Romandoni |
Tanggal Review | 16 Desember 2020 |
Review Hasil Jurnal
Pada dasarnya Indonesia adalah negara keberagaman yang terdiri dari bermacam ras, suku, agama, budaya, serta adat istiadat. Hal tersebut dapat diketahui dari kehidupan masyarakat sehari-harinya di dalam lingkungan, baik pada lingkungan masyarakat, ataupun lingkungan sekolah. Di dalam lingkungan sekolah dapat dijumpai beragam agama, suku, ras, budaya, maupun adat istiadat. Hal ini merupakan bukti kalau indonesia adalah negara keberagaman yang didalamnya terkandung ruh yang sangat penting disebut toleransi. Sehingga hal ini menciptakan sebuah konsep dalam pendidikan di Indonesia yang disebut dengan Pendidikan Multikultural. Pendidikan multikultural sendiri merupakan proses mengembangkan potensi peserta didik akibat dari adanya keragaman ras, suku, agama, budaya, serta adat istiadat yang ada di Indonesia.
Dari uraian di atas dapat di jelaskan bahwa adanya keberagaman dalam pendidikan di Indonesia sangat rentang terjadi perselisihan di lingkungan sekolah. Hal ini menjadi permasalahan yang sangat besar apabila para peserta didik tidak dapat menerima keberagaman tersebut. Sehingga peran guru disini dibutuhkan untuk menciptakan suasana pendidikan multikultural. Terlebih dalam lingkungan sekolah yang terdiri dari etnis serta agama yang bermacam-macam. Sikap toleransi dan menghargai antar sesama peserta didik sangat penting dan harus diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Dalam penerapan pendidikan multikultural di Indonesia pada kegiatan pembelajaran saat ini sudah tidak membeda-bedakan antara gender, suku, agama, ras, budaya, dan adat istiadat. Hal tersebut dapat dilihat, dimana peserta didik laki-laki dan perempuan menjadi satu kelas dan mereka mendapatkan hak pendidikan yang sama. Selain itu sebelum memulai kegiatan pembelajaran peserta didik diajarkan untuk membaca doa menurut kepercayaan dan keyakinan mereka masing-masing. Proses ini merupakan yang sangat penting karena berguna untuk membentuk karakter peserta didik agar mereka bisa mengenal dan menghargai antar sesama peserta didik, bahkan bisa belajar secara bersamaan.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran di Indonesia sekarang, peserta didik di berikan pembelajaran Agama Islam, pembelajaran Kewarganegaraan, dan Sosiologi. Dalam pembelajaran tersebut mengajarkan sikap spiritual, karakter, dan sosial. Sehingga diharapkan melalui pembelajaran tersebut peserta didik mempunyai sikap toleransi terhadap keberagaman agama serta budaya yang terdapat di tengah-tengah masyarakat pluralisme.
Komentar
Jurnal ini membahas tentang penanaman nilai pendidikan multikultural yang dilakukan oleh guru di era milenial. Penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural tidak terlepas dari sebuah konteks. Indonesia merupakan negara keberagaman, sehingga menimbulkan permasalahan mengenai multikulturalisme. Dalam pendidikan di Indonesia sekarang ini penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural, implementasinya masih kurang di tanamkan. Sehingga implementasi penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural perlu lebih ditekankan.
Dalam penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural dapat dilakukan melalui Pendidikan Agama Islam yang dapat mengubah pemikiran serta pemahaman peserta didik mengenai toleransi beragama serta dapat merubah akhlak mereka. Karena melalui Pendidikan Agama Islam peserta didik diajarkan sikap toleransi yang baik dan akhlak yang baik. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural melalui Pendidikan Agama Islam harus lebih ditekankan oleh guru agar menciptakan peserta didik yang mempunyai sikap toleransi beragama dan akhlak yang baik.
Reference
Ali Akbarjono, Eksistensi Guru Dalam Penanaman Nilai, At-Ta’lim, Vol. 17, No. 2, Juli 2018.
0 Komentar